
Kain lurik, yang dulunya sering dianggap kuno dan hanya dipakai dalam acara adat atau sebagai pakaian sehari-hari masyarakat pedesaan, kini telah mengalami transformasi luar biasa di tangan para desainer fesyen kontemporer. Mereka berhasil mengangkat lurik dari ranah tradisional ke panggung mode modern, bahkan internasional, dengan berbagai pendekatan inovatif.
Berikut adalah beberapa cara desainer fesyen saat ini mengadaptasi kain lurik ke dalam koleksi modern:
- Desain Siluet dan Potongan Modern:
- Ready-to-Wear dan Kasual: Desainer mengaplikasikan lurik pada busana siap pakai yang lebih kasual dan fungsional, seperti outerwear, jaket, cropped top, celana kulot, rok A-line, kemeja, dan blazer dengan potongan modern. Ini membuat lurik lebih mudah dipakai dalam aktivitas sehari-hari tanpa terkesan kaku.
- Asimetris dan Draperi: Desainer seperti Lulu Lutfi Labibi dikenal dengan teknik drapery (menumpuk kain) pada lurik, menciptakan siluet yang unik dan asimetris. Ini memberikan kesan artistik dan modern pada busana.
- Potongan Minimalis: Beberapa desainer memilih potongan busana yang sederhana dan minimalis, membiarkan keindahan motif garis lurik yang menjadi fokus utama.
- Eksplorasi Warna dan Motif:
- Palet Warna Kontemporer: Desainer tidak lagi terpaku pada warna-warna tradisional lurik. Mereka berani bereksperimen dengan kombinasi warna-warna kontemporer seperti neon, pastel, atau bahkan palet monokromatik yang elegan.
- Kombinasi Motif: Meskipun lurik identik dengan garis, desainer seringkali memadukannya dengan motif lain, seperti motif tribal, floral, atau batik, untuk menciptakan perpaduan yang menarik dan memperkaya tampilan.
- Variasi Motif Garis: Selain garis lurus horizontal atau vertikal, ada juga eksplorasi motif garis yang lebih kompleks, seperti garis diagonal, zig-zag, atau bahkan pola geometris yang lebih berani.
- Inovasi Material dan Padu Padan:
- Kombinasi dengan Bahan Lain: Lurik seringkali dipadukan dengan bahan lain seperti denim, katun, sutra, atau kulit. Ini memberikan tekstur yang berbeda dan menciptakan kesan yang lebih modern dan multi-dimensional.
- Aplikasi dan Detail: Desainer menambahkan detail modern seperti ruffle, aplikasi bordir, payet, atau kancing-kancing unik pada busana lurik untuk memberikan sentuhan kontemporer.
- Aksesori: Lurik juga diaplikasikan pada aksesori seperti tas, sepatu, topi (bucket hat), atau syal, memperluas jangkauan penggunaan kain tradisional ini.
- Konsep dan Filosofi Desain:
- Fesyen Eco-Ethical: Beberapa desainer mengusung konsep fesyen yang ramah lingkungan dan etis, dengan tetap mengangkat kain tradisional seperti lurik yang diproduksi secara berkelanjutan.
- Cerita dan Inspirasi: Setiap koleksi seringkali memiliki cerita atau filosofi di baliknya. Desainer mungkin mengambil inspirasi dari filosofi Jawa yang terkandung dalam lurik (kesederhanaan, ketekunan) dan menginterpretasikannya dalam desain modern.
- Menggandeng Pengrajin Lokal: Banyak desainer berkolaborasi langsung dengan pengrajin lurik di sentra-sentra produksi seperti Klaten, Solo, dan Yogyakarta. Ini tidak hanya melestarikan kerajinan tetapi juga memberdayakan ekonomi lokal.
- Pemasaran dan Target Pasar:
- Fokus pada Generasi Z: Desainer kini menargetkan generasi muda dengan desain lurik yang lebih streetwear dan kasual, menjadikan lurik sebagai bagian dari identitas diri yang bangga akan warisan budaya.
- Panggung Internasional: Melalui partisipasi di ajang fesyen internasional seperti Vienna Fashion Week atau London Fashion Week, desainer Indonesia berhasil memperkenalkan lurik ke kancah global.
- Digital Marketing: Penggunaan media sosial seperti Instagram dan TikTok menjadi alat efektif untuk mempromosikan koleksi lurik modern dan menjangkau audiens yang lebih luas.
Beberapa desainer terkemuka di Indonesia yang telah sukses mengadaptasi lurik ke dalam koleksi modern antara lain:
- Lulu Lutfi Labibi: Dikenal dengan teknik drapery dan siluet longgar yang unik.
- Didiet Maulana (Ikat Indonesia): Mengadaptasi lurik menjadi busana kasual dan ready-to-wear yang playful.
- Stephanus Hamy: Mengombinasikan lurik dengan tenun dan aksen modern.
- Zaskia Sungkar: Mengolah lurik Yogyakarta dan Solo menjadi outerwear, dress, dan atasan dengan aksen ruffle.
- Danny Satriadi: Menghadirkan lurik dalam koleksi busana siap pakai dengan padu padan motif lain.
- Lakon Indonesia: Mengeksplorasi lurik untuk menciptakan 100 modern look busana ready-to-wear yang menargetkan generasi muda.
- Dewi Roesdji: Berupaya mengenalkan lurik ke kancah dunia melalui Jogja Fashion Week.
- Phillip Iswardono (KONSEP by Philip): Fokus mengolah lurik menjadi busana berjiwa muda, urban, dan kekinian.
- Lori Lurik: Brand yang memperkenalkan lurik lewat desain modern, seringkali dengan sentuhan ramah lingkungan.
Transformasi ini menunjukkan bahwa kain lurik memiliki potensi besar untuk menjadi elemen fesyen yang relevan dan diminati di era modern, sekaligus tetap menjaga kekayaan nilai budaya dan sejarahnya.
Anda dapat dengan mudah menemukan produk tenun lurik di kota Klaten, karena pakaian dengan kain lurik ini masih rutin dikenakan di sekolah, Lembaga-lembaga pemerintahan, dan sejumlah acara yang rutin diadakan di Klaten. Anda bisa menemukannya di Anisa Lurik Klaten.
Di Anisa Lurik Klaten anda akan mendapatkan produk lurik kualitas terbaik, dan ragam kain dengan berbagai motif klasik dan modern.
Anisa Lurik Klaten juga menyediakan ragam Wastra Nusantara yaitu kain batik dan kain lurik tenun baik yang masih dalam lembaran kain maupun sudah menjadi produk fashion. Dapatkan sekarang juga, kunjungi laman Instagram @kain.tenun.lurik.batik, laman Shopee @anisalurikklaten, dan laman Tiktok @anisalurikklaten83 sekarang juga.